Sebuah “Prinsip” merupakan landasan yg menjadi dasar pijakan seseorang dalam berfikir, mengambil keputusan dan melaksanakan suatu tindakan.
Ia merupakan intisari pemahaman dari akumulasi ilmu, pengetahuan dan pengalaman hidup, lalu dipegang dan dijadikan pedoman dasar untuk setiap pengambilan keputusan di dalam menjalani hidup.
Tetapi Prinsip masing orang sering kali kita dapati berbeda dan beragam, meskipun ada kesamaan dlm ilmunya, pengetahuannya, pengalamannya maupun pemahamannya. Perbedaan dan keragaman ini sebetulnya lebih dominan di dasari oleh perbedaan basic personality (kepribadian dasar) yang dimiliki oleh setiap orang, yang mana kepribadian dasar ini merupakan bawaan lahir dan merupakan ciri2 kejiwaan khusus dan unik yg Alloh anugerahkan kepada tiap2 manusia dalam dirinya.
Di dalam ilmu Psikologi secara umum mengkelompokkan Kepribadian Dasar manusia menjadi 4 type besar, yang mana tdk menutup kemungkinan seseorang juga bisa mempunyai kombinasi lebih dari satu type kepribadian. Type type kepribadian inilah sebenarnya yg memberi keragaman dan warna berbeda pada prinsip prinsip yang dipegang oleh tiap tiap orang, karena tiap tiap type kepribadian mempunyai kecenderungam arah berfikir sendiri sendiri dan juga punya kebutuhan emosional tersendiri juga.
Ada type Melankolis yg selalu analitis dan perfeksionis namun seringkali lambat dan suka menunda nunda keputusan utk menunggu momentum yang sempurna, karena Keteraturan dan kesempurnaan dlm segala hal adalah bagian dari tuntutan kebutuhan emosionalnya.
Ada Type Korelis yg berwatak kuat dan pemberani dalam mengambil keputusan, namun kerap kali gegabah dalam bertindak.
Ada type Sangunis yg selalu ceria dan menjadi penggembira bagi lingkungannya, namun lemah dalam pendirian yg seringkali berubah arah dalam mengambil keputusan.
Dan yg ke empat ada type Plegmetis yg senantiasa tenang dan damai, namun lemah dalam motivasi, kemauan maupun dalam tindakan.
Salah satu jenis kepribadian inilah yg sebenarnya menjadi cikal bakal lahirnya prinsip2 pribadi dalam diri seseorang. Sedangkan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yg didapat hanyalah ibarat pupuk yg akan menyuburkan dan memperkuat dasar2 prinsip yg telah di lahirkam olah pribadi dasarnya tadi.
Sebagai contoh Seorang dg kepribadian dasar Melankolis (sempurna) adalah jenis orang yg perfeksionis dan sangat detail dalam menganalisis sesuatu, maka dia akan cenderung memegang prinsip utk tdk akan gegabah dlm memutuskan dan mengambil suatu tindakan sebelum dia tahu benar situasinya sampai sedetail detailnya, hal ini dilakukan utk berusaha sebisa mungkin menghindari resiko di belakang suatu keputusan yang dia ambil.
Prinsip ini berbeda dg org yg Korelis (kuat), si Korelis merupakan jenis orang dg perwatakan yg kuat dan berani mengambil resiko. Jk si Korelis dihadapkan pada situasi masalah yg sama, maka dia akan cenderung mengambil keputusan secara cepat bahkan kadang cenderung nekad, laku kemudian segera menyiapkan diri utk menghadapi resiko yg mungkin timbul dari hasil keputusannya. Bagi seorang korelis, keberanian memutuskan secara cepat dan berani menghadapi kemungkinan resiko yang timbul adalah prinsipnya.
Berbeda lagi dengan org dengan yg berkepribadian Sanguinis, dia memutuskan sesuatu berdasarkan kondisi emosinya. Sesaat dia bisa mengambil keputusan, tetapi saat berikutnya dia bisa merubah keputusannya. Bagi dia keliru dalam memutuskan adalah wajar krn selalu ada cara untuk meminta maaf.
Lain lagi dg Si Kepribadian Plegmetis, dia akan merasa lemah dan tertekan jk harus mengambil keputusan. Baginya membuat keputusan sama artinya dg menantang masalah yg akan dia hadapi sendiri di kemudian hari, dia lbh suka menghindar dan menyerahkan keputusan kepada orang lain dengan maksud utk tak mau menanggung resiko atas dampak negatif dari suatu keputusan.
Sebetulnya suatu Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas bagi seseorang. Sebagai petunjuk arah dalam menjalani hidup tanpa harus kebingungan, karena prinsip akan memberikan arah dan sikap yang jelas pada setiap permasalahan hidup yang kita jalani. Tetapi sering kali kita dihadapkan pada masalah diluar kemampuan kepribadian kita dalam menanganinya. Dari sinilah kita sebetulnya harus menyadari bahwa setiap jenis kepribadian mempunyai potensi dan kelemahan masing2. Anak anak kita, suami/istri kita, teman2 kita, semuanya punya kekuatan dan kelemahan dlm pribadinya. Kelemahan sisi kepribadian seseorang bisa ditutupi oleh kelebihan kepribadian seseorang yg lain, begitu pula sebaliknya.
Jk kita telah bisa memahami konsep ini dan jk kita mau memahami kepribadian dari orang2 yang ada di sekitar kita, maka tidak semestinya kita egois dlm menerapkan prinsip prinsip pribadi di lingkungan kita, baik itu dlm masyarakat terlebih dlm keluarga kita. Jk hal ini bisa dilakukan maka secara otomatis akan tercipta suasana yg saling mengerti dan menghargai dalam lingkungan masyarakat dan keluarga kita, yang pada akhirnya akan lbh memudahkan kita untuk meciptakan atmosfir yg harmonis dlm lingkungan dan keluarga, sekaligus akan senergi serta bisa bahu membahu dalam menghadapi persoalan external.
Akan tetapi yg perlu di ingat.. Krn prinsip merupakan intisari dari akumulasi pemahaman tentang ilmu, pengetahuan dan pengalaman hidup, mk setiap saat harus dilakukan evaluasi dan juga revisi kembali, seiring dg bertambahnya pengalaman dan kedalaman pemahaman.
Hal ini sangat penting di lakukan agar jangan sampai, bahwa tujuan kita memegang suatu prinsip yg asalnya sebagai penunjuk arah hidup tetapi justru malah menghambat dan menjadikan belenggu bagi perkembangan hidup kita ke arah yg lebih baik.#
By. Abi Ilham-Izza
Terimakasih telah bersedia membaca, jika anda ingin berbelanja silahkan klik tautan logo toko disamping..
Comments
Post a Comment