Featured Post

Free website traffic

Image
Just due to the fact that you have a completely created website does not suggest that individuals will find it. Below are 8 complimentary ways to produce quality targeted traffic for your site. 1. Search Engines Search Engines are among the very best sources for targeted traffic and possible customers, so search engines should be among the greatest factors for advertising and promotion. Did you understand that the majority of people never ever click past the very first page of search engines? You require to be on the very first page of search engines for your targeted keywords to generate targeted traffic. Getting your site to the top of search engines such as Google and Yahoo totally free takes special methods called Seo (SEO). Search Engines Optimization envolves many elements, such as Meta Tags, Inbound Hyperlinks, tags, keywords, content, and PageRank. Because SEO is such a sophisticated field, HitsBam has actually written an entirely seperate post entitled A Complete Guid

Riba World Bank dan IMF


Riba World Bank dan IMF


Tak lama lagi pertemuan tahunan IMF dan World Bank akan diadakan di indonesia yakni dibali tepatnya. Mari kita sama sama berpikir dan merenungkan kembali apa manfaatnya kedua lembaga ini bagi negeri ini.
Indonesia merupakan penduduk dengan mayoritas umat muslim terbesar di dunia, sementara Islam tidak menganjurkan umatnya untuk membiayai hidupnya dengan berhutang. Berhutang dalam Islam hanya diizinkan bila kita betul-betul menghadapi kesulitan ekonomi yang tidak dapat dielakkan. Itupun, dilarang untuk mencari dari sumber yang haram yakni hutang yang mengandung nilai-nilai riba dan turunannya. Namun, apa yang terjadi di Indonesia sekarang sejak Indonesia merdeka, kebanyakan hutang Indonesia adalah hutang yang mengandung nilai bunga (riba) yang dipinjami dari World Bank, IMF, dan negara-negara rentenir lainnya yang sering kita sebut sebagai negara donatur.
Coba kita pikir dampak negatif dari berhutang dalam sistim ekonomi ribawi, adalah keharusan negara penghutang untuk membayar hutangnya plus bunga hutang dalam keadaan apapun, apakah pinjaman mereka menguntungkan atau tidak. Kewajiban membayar hutang ini pada masa jatuh tempo jelas akan menurunkan nilai Rupiah akibat keharusan kita untuk membayar hutang dalam bentuk nilai mata uang asing (biasanya dalam bentuk Dolar Amerika).
Ketidakmampuan untuk membayar hutang ketika jatuh tempo akan menyebabkan bunga hutang akan semakin membengkak dari waktu ke waktu, apalagi pemerintah harus membayar bunga atas bunga (interest on interest) yang belum terlunas.
Kemudian, penggunaan dana pinjaman asing yang tidak optimal dan dialokasikan pada sektor-sektor non-produktif seperti digunakan untuk membiayai aktivitas rutin pemerintah jelas akan mempersulit kemampuan negara untuk membayar hutang. Bahaya lain dari hutang adalah bila kebanyakan komposisi hutang itu adalah hutang jangka pendek, bukan hutang jangka panjang, maka masa jatuh temponya akan terjadi dalam waktu yang relatif singkat sehingga pengaliran sumber dana pembangunan ke laur negari juga akan terjadi dalam waktu yang cepat sehingga akan menjadikan pembangunan ekonomi tidak stabil.

Kemudian, sistim manajemen dana pinjaman luar negeri yang penuh dengan kebocoran (leakages) akibat praktek Kolusi, Korupsi, dan Nepostime (KKN) yang tidak bertanggung jawab justru akan lebih memperparah ekonomi Indonesia.
Namun, sesuatu yang sangat ironis sekali berlaku dikalangan elit negeri ini dan para ekonom Indonesia sekarang, ketika mereka mampu mendapat pinjaman luar negeri baru, dalam keadaan keterpurukan ekonomi sekarang, malah mereka merasa bangga menganggap bahwa Indonesia masih dipercayai oleh IMF dan World Bank yang notabene keduanya adalah Gurita Raksasa penghancur peradapan suatu bangsa. Bukankah ini sesuatu yang memprihatinkan..???
“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi !” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”
(Qs al-Baqarah/2:11-12)
Sepatutnyalah kita merasa malu harus berhutang dari waktu ke waktu, bukan merasa bangga! Bahkan mengajukan diri sebagai tuan rumah pertemuan tahunan yang sebentar lg diadakan di pulau bali.
Mungkin kebanggaan yang dirasakan oleh para elit ekonomi dan pemerintah Indonesia sekarang adalah akibat kejahilan atau ketidaktahuan mereka akan bahaya berhutang dengan pola Riba. Tetapi kayaknya tdk mungkin kalau tidak tahu. Mungkin yang terjadi saat ini sebagian mereka tahu tetapi pura pura tidak tau.. Sebagian lagi mereka tahu tapi tidak mau tahu.. dan sebagian yang lain lagi mereka tahu tapi melakukan pembangkangan terhadap peringatan Alquran tentang bahaya dan dosa2 riba.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor riba (nasabah yang meminjam), penulis transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa.” (HR. Muslim no. 1598).
Kalaulah pemerintah lebih peka terhadap konsep ekonomi Islam yang menggalakkan umatnya untuk hidup sederhana, maka dengan memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya yang dianugerahkan Allah swt, tidak sepatutnya negara kita terus mengkoleksi hutang sepanjang hidupnya dengan dalih apapun. Usaha untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran negara dengan berhemat cermat, maka dengan sendirinya akan menghindarkan kita dari jebakan hutang luar negeri. Karena diakui atau tidak, bila ekonomi kita harus ditopang dengan hutang berbasis riba, maka dengan sendirinya sama artinya kita telah mengundang campur tangan negara asing (donatur) hadir untuk mendikte perekonomian kita.
Seorang ulama internasional pernah mengungkapkan tentang bahaya besar yang jelas-jelas tampak di depan mata yakni; sesungguhnya utang luar negeri untuk pendanaan proyek-proyek milik negara adalah hal yang berbahaya terutama terhadap eksistensi negara itu sendiri. Akibat lebih jauh adalah membuat masyarakat negara tersebut makin menderita karena ini adalah jalan untuk menjajah suatu negara. Dan Allahpun akan mencabut keberkahan dari suatu pembangunan yang dibiayai dari modal yang di dapat karena kesepakatan ribawi, karena jelas2 Allah bersama rosullullah telah menyatakan utk memerangi para pelaku riba. Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allâh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan maka ketahuilah bahwa Allâh dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. [Al-Baqarah/2: 278-279]
Dalam suatu hadist rosululullah juga telah pemperingatkan,
Rasulullah Saw bersabda:
الربا ثلثة وسبعون بابا وأيسرها مثل أن يكح الرجل أمه
Riba itu mempunyai 73 macam dosa. Sedangkan (dosa) yang paling ringan (dari macam-macam riba tersebut) adalah seperti seseorang yang menikahi (menzinai) ibu kandungnya sendiri…” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim, dari Ibnu Mas’ud).
Coba kita buka pikiran dan hati kita, jk dosa yang paling ringan dari 73 dosa yg mengikuti riba adalah dosa spt diatas maka bagaimana dg dosa yang ke 72 lainnya…??
Disinilah sebenarnya kehinaan sesebuah negara bermula. Kenapa tidak? Karena apabila kita sudah terperangkap dalam hutang, dengan sendirinya bukan hutang material saja yang timbul, akan tetapi rentetan kehinaan dan kehancuran akan segera mengikuti dibelakangnya.
Untuk menghindar dari semakin terperosoknya negeri ini kita dari jeratan hutang berbunga (ribawi) IMF dan World Bank, sudah semestinya para pemimpin pemimpin muslim negeri ini mencari jalan lain untuk menggali dan menggalang sumber dana baru yang Halal dan lebih baik, semisal Daripada harus menengadah tangan meminta pinjaman ke badan keuangan internasional di bawah sistim ekonomi konvensional berbasis riba, seperti World Bank, IMF, dan badan-badan keuangan dunia lainnya yang sejenis, mending meminjam ke Dana Keuangan Islam Internasional (International Islamic Monetary Fund, IIMF) yang dijalankan secara Islami, atau mencari mitra investor untuk pembiayaan proyek2 langsung didalam negeri, seperti Turki yang mengandeng Qatar untuk investasi langsung senilai lebih dari 200 triliun.
Smoga Allah ta’ala memberikan kesadaran dan membuka dada para pemimpin2 kita untuk menjalankan amanat bangsa dengan cara2 yang lebih baik dan halal agar Allah membuka pintu keberkahan bagi negeri yang kita cintai Indonesia.#
Terimakasih telah bersedia membaca, jika anda ingin berbelanja silahkan klik tautan logo toko disamping..


Comments

Popular posts from this blog

Hukum Timbal Balik

Sakaratul Maut, Dying

Membangun Ketahanan Diri, Building Self Resilience